Sabtu, 25 Oktober 2025

BMKG Ingatkan Warga Waspada Musim Hujan Akhir Oktober 2025

BMKG Ingatkan Warga Waspada Musim Hujan Akhir Oktober 2025
BMKG Ingatkan Warga Waspada Musim Hujan Akhir Oktober 2025

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan pada akhir Oktober 2025. 

Prediksi ini berlaku untuk daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Papua, serta sebagian wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. BMKG menyebut peningkatan potensi hujan ini disebabkan oleh interaksi beberapa faktor atmosfer berskala global, regional, dan lokal.

“Indikator Dipole Mode Index (DMI) yang bernilai negatif menunjukkan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, aktivitas Madden–Julian Oscillation (MJO) yang sedang aktif di Sumatra, Kalimantan, dan Jawa turut memperkuat pembentukan awan konvektif,” jelas BMKG dalam keterangannya, Jumat, 24 Oktober 2025.

Baca Juga

8 Tempat Makan Dekat Stasiun Madiun Harga Terjangkau

Peningkatan hujan ini menunjukkan fase awal musim hujan yang biasanya dimulai dengan hujan sporadis pada sore hingga malam hari. Meski begitu, masyarakat perlu bersiap karena beberapa wilayah diprediksi mengalami curah hujan lebat dengan potensi dampak yang signifikan.

Titik Hujan Ekstrem dan Penurunan Suhu

BMKG mencatat beberapa daerah mengalami hujan ekstrem, dengan curah lebih dari 100 milimeter per hari. Contohnya, Jakarta Selatan 141,4 mm/hari, Palangka Raya 122,6 mm/hari, Balikpapan 116,9 mm/hari, dan Manggarai di Nusa Tenggara Timur 100 mm/hari. 

Curah hujan tinggi ini meningkatkan risiko banjir, genangan, dan tanah longsor di sejumlah wilayah rawan.

Selain itu, suhu panas yang sempat melanda sebagian wilayah Indonesia mulai menurun. BMKG mencatat suhu maksimum 37°C di Kupang, 36,4°C di Majalengka, dan 36,2°C di Konawe Selatan. .

Frekuensi wilayah dengan suhu di atas 36°C kini berkurang dibandingkan pekan sebelumnya. Penurunan suhu ini menandai transisi dari musim kemarau menuju musim hujan yang lebih sejuk, meski tetap terasa gerah saat siang hari.

Faktor Meteorologi yang Mempengaruhi Hujan

Fenomena hujan ini tidak hanya dipicu oleh pola cuaca lokal, tetapi juga oleh aktivitas atmosfer global. 

BMKG menjelaskan, Gelombang Rossby Ekuator di Samudra Hindia bagian barat daya Banten hingga selatan NTB, serta sirkulasi siklonik di sejumlah perairan seperti Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Kalimantan, dan Maluku turut memperkuat potensi pembentukan awan hujan.

Kondisi tersebut memunculkan daerah konvergensi atau perlambatan angin yang menstimulasi pertumbuhan awan konvektif di sekitarnya. Dengan demikian, hujan yang terjadi seringkali tidak merata. 

Beberapa wilayah mungkin mengalami hujan lebat, sementara yang lain hanya diguyur hujan ringan atau sedang. BMKG menekankan pentingnya pemantauan cuaca secara rutin untuk meminimalkan dampak buruk.

Memasuki Musim Hujan di Akhir Oktober

Memasuki pekan terakhir Oktober, BMKG memprediksi sejumlah wilayah selatan ekuator Indonesia mulai memasuki musim hujan. Fokus perhatian BMKG adalah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian Kalimantan dan Sulawesi bagian selatan. 

Pada awal musim hujan, meski curah hujan meningkat, siang hari tetap terasa panas. Hujan biasanya turun mulai sore hingga malam hari, sehingga masyarakat tetap merasakan kombinasi cuaca panas dan lembap.

“Menjelang turunnya hujan, masyarakat juga perlu mewaspadai kondisi cuaca gerah yang disebabkan oleh peningkatan kelembapan udara dan pemanasan permukaan yang kuat,” tambah BMKG. 

Warga diimbau menyiapkan pakaian dan perlengkapan yang sesuai agar tetap nyaman saat aktivitas di luar ruangan, terutama pada siang hari yang masih terasa terik.

Imbauan Waspada Cuaca Ekstrem

BMKG mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Fenomena ini dapat memicu banjir, genangan air, dan tanah longsor, terutama di daerah rawan bencana. 

BMKG juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan saluran drainase agar air hujan dapat mengalir dengan lancar, meminimalkan risiko genangan di pemukiman dan area publik.

Selain itu, masyarakat dianjurkan memantau pembaruan informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG. Dengan informasi dini, warga dapat mengambil langkah antisipatif, seperti menata aktivitas harian, mempersiapkan perlindungan rumah, hingga mengamankan kendaraan. 

BMKG menekankan bahwa musim hujan awal sering kali membawa cuaca ekstrem yang tidak terduga, sehingga kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko.

BMKG menegaskan, dengan kombinasi fenomena atmosfer global dan lokal yang memengaruhi cuaca Indonesia, masyarakat perlu beradaptasi dan tetap waspada. 

Informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu diharapkan dapat membantu warga menghadapi hujan lebat, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari.

Sindi

Sindi

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bahasa Portugis Di Sekolah, DPR Tegaskan Pentingnya Dasar Relevansi

Bahasa Portugis Di Sekolah, DPR Tegaskan Pentingnya Dasar Relevansi

Presiden Brasil dan Prabowo Sepakati IM-CEPA Selesai Sebelum Desember 2026

Presiden Brasil dan Prabowo Sepakati IM-CEPA Selesai Sebelum Desember 2026

Wamendiktisaintek Tegaskan Manusia Jadi Penggerak Utama AI

Wamendiktisaintek Tegaskan Manusia Jadi Penggerak Utama AI

Standar Baru MBG, Pastikan Anak Aman dan Gizi Terjaga

Standar Baru MBG, Pastikan Anak Aman dan Gizi Terjaga

Wapres Gibran Ingin Santri Jadi Penggerak Kemajuan Teknologi

Wapres Gibran Ingin Santri Jadi Penggerak Kemajuan Teknologi