Panduan Lengkap Cara Hitung kWh Token Listrik Prabayar Sesuai Tarif Oktober 2025
- Selasa, 28 Oktober 2025
JAKARTA - Pelanggan PLN prabayar harus membeli token listrik untuk dapat menikmati layanan listrik di rumah. Token listrik berbeda dari pulsa biasa karena dikonversikan ke satuan kilowatt hour (kWh), yaitu jumlah energi listrik yang bisa digunakan.
Namun, banyak pelanggan masih belum mengetahui berapa kWh yang didapat dari nominal token tertentu. Jumlah kWh ini dipengaruhi oleh harga token, tarif dasar listrik (TDL), dan pajak penerangan jalan (PPJ) yang bervariasi antara 3–10 persen di tiap daerah.
Tarif Listrik Nonsubsidi Oktober–Desember 2025
Baca JugaPembangunan 250 Rumah Rakyat Tangerang oleh Aguan Ditargetkan Rampung Oktober 2025
Tarif listrik nonsubsidi disesuaikan setiap tiga bulan berdasarkan parameter ekonomi makro. Parameter tersebut meliputi nilai tukar rupiah, inflasi, Indonesian Crude Price (ICP), dan Harga Batubara Acuan (HBA).
Untuk periode Oktober–Desember 2025, pemerintah memutuskan tidak ada kenaikan tarif listrik bagi pelanggan nonsubsidi prabayar. Plt. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Tri Winarno, menyatakan keputusan ini diambil untuk menjaga daya beli masyarakat hingga akhir tahun.
Daftar Tarif Dasar Listrik per kWh
Berikut rincian tarif dasar listrik (TDL) per kWh untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi prabayar yang berlaku pada Oktober 2025:
900 VA (R-1/TR): Rp 1.352 per kWh
1.300 VA (R-1/TR): Rp 1.444,70 per kWh
2.200 VA (R-1/TR): Rp 1.444,70 per kWh
3.500–5.500 VA (R-2/TR): Rp 1.699,53 per kWh
6.600 VA ke atas (R-3/TR): Rp 1.699,53 per kWh
Besaran tarif ini menjadi acuan penting bagi pelanggan untuk menghitung jumlah kWh yang diperoleh dari setiap pembelian token.
Cara Menghitung kWh dari Token Listrik
Rumus untuk menghitung jumlah kWh dari pembelian token adalah: (Harga token – PPJ) ÷ tarif dasar listrik. Cara ini membantu pelanggan mengetahui energi listrik yang bisa digunakan sesuai nominal token yang dibeli.
Sebagai contoh, seorang pelanggan rumah tangga 1.300 VA di Jakarta membeli token senilai Rp 100.000. Dengan PPJ sebesar 3 persen, perhitungannya menjadi: (Rp 100.000 – Rp 3.000) ÷ Rp 1.444,70 = 67,14 kWh.
Jika token yang dibeli senilai Rp 50.000, maka pelanggan akan memperoleh sekitar 33,57 kWh. Hal ini menunjukkan bahwa PPJ dan tarif dasar listrik sangat memengaruhi jumlah kWh yang diterima.
Faktor yang Mempengaruhi Jumlah kWh
Besarnya kWh yang diterima tidak hanya tergantung pada nominal token. Tarif dasar listrik berbeda-beda sesuai daya listrik, dan PPJ juga berbeda di setiap wilayah, sehingga hasil perhitungan kWh akan bervariasi.
Pelanggan di daerah dengan PPJ tinggi akan mendapatkan kWh lebih sedikit dibandingkan daerah dengan PPJ rendah. Oleh karena itu, memahami tarif lokal menjadi penting agar pelanggan bisa memperkirakan konsumsi listrik rumah tangga dengan tepat.
Tips Memaksimalkan Token Listrik
Selain menghitung kWh, pelanggan juga disarankan menggunakan listrik secara efisien. Mematikan peralatan listrik yang tidak digunakan dan menggunakan lampu hemat energi dapat memperpanjang penggunaan token listrik.
Dengan perencanaan penggunaan listrik yang tepat, pelanggan bisa menghemat pengeluaran bulanan dan mengoptimalkan kWh yang diperoleh dari setiap token. Hal ini sangat penting, terutama bagi pelanggan nonsubsidi dengan tarif lebih tinggi.
Tarif Listrik Stabil, Pelanggan Tetap Waspada
Meski tidak ada kenaikan tarif listrik prabayar nonsubsidi pada Oktober–Desember 2025, pelanggan tetap harus memperhatikan penggunaan listrik. Perubahan tarif bisa terjadi setiap tiga bulan jika kondisi ekonomi makro berubah signifikan.
Pelanggan disarankan memantau informasi resmi PLN secara rutin. Ini membantu memastikan penggunaan listrik tetap efisien dan memaksimalkan kWh dari token yang dibeli.
Pelanggan prabayar PLN perlu memahami cara menghitung kWh dari token listrik agar penggunaan energi lebih terkontrol. Faktor utama yang memengaruhi jumlah kWh adalah nominal token, tarif dasar listrik, dan PPJ di masing-masing daerah.
Dengan tarif nonsubsidi yang tetap hingga akhir 2025, pelanggan dapat merencanakan konsumsi listrik dengan lebih pasti. Pemahaman ini membantu menghindari pemborosan dan memastikan setiap token listrik memberikan manfaat maksimal.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Realme C85 Pro Ungkap Spesifikasi Utama Serta Harga Perkiraan Pasar Global
- Selasa, 28 Oktober 2025
Berita Lainnya
IEU-CEPA Diharapkan Dorong Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Mulai Semester II/2026
- Selasa, 28 Oktober 2025
Harga Minyak Dunia Melemah Oktober 2025, OPEC dan Geopolitik Jadi Faktor Utama
- Selasa, 28 Oktober 2025
PT Bukit Asam Hilirisasi Batu Bara Jadi Kalium Humat untuk Tingkatkan Kesuburan Tanah
- Selasa, 28 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Changan Lumin Mobil Listrik Mini Cocok Kota
- 28 Oktober 2025
2.
Gempa Pidie Aceh M5,3, Warga Diminta Waspada
- 28 Oktober 2025
3.
TNI Siap Dukung Misi Perdamaian Indonesia di Gaza Palestina
- 28 Oktober 2025
4.
Pujian Trump kepada Prabowo Tunjukkan Kepercayaan Dunia pada RI
- 28 Oktober 2025
5.
PKH Tahap 4 2025 Cair, Ini Cara Cek Penerimanya
- 28 Oktober 2025












