JAKARTA - Harga emas dunia sempat mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir, tetapi para analis menegaskan bahwa kondisi ini merupakan fase konsolidasi, bukan penurunan permanen.
Menurut survei yang dilakukan London Bullion Market Association (LBMA) pada Global Precious Metals Conference 2025, harga emas diperkirakan akan kembali menguat pada 2026, bahkan menembus US$ 5.000 per troi ons.
Optimisme ini muncul setelah aksi jual besar-besaran yang sempat menurunkan harga emas di bawah US$ 4.000 per troi ons, menyusul rekor tertinggi di atas US$ 4.360. Meski mengalami penurunan jangka pendek, emas tetap menjadi aset yang menarik bagi investor yang mencari lindung nilai (hedge) terhadap ketidakpastian ekonomi global.
Baca JugaBNI Salurkan 109.000 KPR Subsidi hingga September 2025, Dukung Hunian MBR
Prediksi Harga Emas Global 2026
Dilansir dari Kitco, Rabu (29/10/2025), survei LBMA menunjukkan delegasi memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 4.980,30 per troi ons, naik sekitar 25% dari level saat ini. Tahun lalu, prediksi harga emas hanya sekitar US$ 2.941 per troi ons. Kenaikan lebih dari sepertiga dibanding prediksi tahun lalu menjadikan emas salah satu logam mulia dengan performa terbaik sepanjang tahun, meningkat lebih dari 50% sejak awal 2025.
“Survei LBMA menunjukkan emas akan tetap menjadi aset logam mulia dengan performa terbaik hingga 2026,” ungkap analis LBMA.
Faktor utama yang mendukung optimisme ini adalah ketidakpastian ekonomi global dan prospek kebijakan moneter yang cenderung longgar, yang mendorong investor tetap menaruh minat pada logam mulia.
Faktor Penurunan Sementara Harga Emas
Analis senior Trade Nation, David Morrison, menilai harga emas masih menghadapi risiko koreksi lebih dalam dalam jangka pendek. Menurutnya, emas perlu kembali menembus level US$ 4.100 per troi ons agar tren positif jangka panjang tetap terjaga.
Penurunan harga emas beberapa hari terakhir terjadi setelah Amerika Serikat dan China sepakat melanjutkan kerangka perundingan dagang. Kesepakatan ini meredakan ketegangan geopolitik, sehingga investor sementara beralih ke aset berisiko seperti saham dan obligasi.
Kepala Riset Capitalight, Chantelle Schieven, menegaskan bahwa koreksi ini masih tergolong sehat:
“Penurunan ini merupakan fase konsolidasi, bukan pembalikan tren. Faktor fundamental seperti ketidakpastian ekonomi global dan arah kebijakan moneter masih menjadi penopang utama harga emas,” jelasnya.
Dengan kata lain, investor sebaiknya tidak panik dan tetap memantau pergerakan pasar global sebelum mengambil keputusan investasi.
Harga Emas Antam Ikuti Tren Dunia
Di pasar domestik, harga emas Antam umumnya mengikuti tren global. Pada Rabu, 29 Oktober 2025, harga emas batangan Antam turun Rp15.000 ke level Rp2,267 juta per gram. Sebelumnya, harga emas Antam mencatat level tertinggi pada Selasa 21 Oktober 2025 sebesar Rp2,487 juta per gram.
Harga emas kepingan kecil pun menyesuaikan, dengan emas ukuran 0,5 gram kini dibanderol Rp1.183.500, turun dari harga sebelumnya Rp1.191.000. Penurunan ini sejalan dengan tekanan harga emas global, tetapi masih berada dalam batas wajar dan belum mengubah tren kenaikan jangka panjang.
“Investor yang menabung emas sebaiknya melihat harga saat ini sebagai kesempatan akumulasi logam mulia sebelum harga kembali menguat pada 2026,” kata analis pasar logam mulia.
Strategi Investasi Menghadapi Koreksi Emas
Meski harga emas sedang terkoreksi, fase konsolidasi dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperkuat portofolio investasi. Beberapa strategi yang direkomendasikan antara lain:
Membeli ukuran kecil seperti 0,5–5 gram untuk akumulasi jangka panjang.
Diversifikasi portofolio dengan kombinasi emas fisik, emas digital, atau reksa dana emas.
Memantau indikator global, termasuk nilai tukar dolar AS, inflasi, dan kebijakan moneter untuk menyesuaikan timing pembelian.
Menurut pengamat, strategi ini membantu investor tetap berada di jalur aman tanpa panik ketika harga mengalami koreksi sesaat.
“Harga emas akan kembali menguat. Fase koreksi seperti ini justru menjadi momen strategis untuk membeli,” tambahnya.
Aldi
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Jasamarga Lakukan Pemeliharaan Tol Cipularang dan Padaleunyi Oktober 2025
- Rabu, 29 Oktober 2025
Bukalapak Catat Laba Rp2,9 Triliun Didukung Kinerja Investasi Kuartal III 2025
- Rabu, 29 Oktober 2025
TBS Energi Fokus Bisnis Hijau, Pendapatan Waste Management Tembus 1.000 Persen
- Rabu, 29 Oktober 2025
PTPP Raih Kontrak Baru Rp16,88 Triliun Meski Laba Turun Drastis 2025
- Rabu, 29 Oktober 2025
Berita Lainnya
Pemerintah Tegaskan Posisi Utang Rp9.138 Triliun Aman dan Terkendali Tahun 2025
- Rabu, 29 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Arsenal Siap Sempurnakan Oktober dengan Kemenangan atas Brighton
- 29 Oktober 2025
2.
Tiga Ganda Putra Indonesia Tembus 16 Besar Hylo Open 2025
- 29 Oktober 2025
3.
Milan Tahan Atalanta, Rekor Tak Terkalahkan La Dea Masih Terjaga
- 29 Oktober 2025
4.
Ronaldo Gagal Cetak Gol, Al Nassr Tersingkir dari King’s Cup
- 29 Oktober 2025
5.
Persik Kediri Perkuat Serangan dan Pertahanan Jelang Lawan PSIM
- 29 Oktober 2025












